artikelBerita UmumFeatured

“Dagadu Anting”, Wujud Nyata Kolaborasi Warga Tasikmadu Tangkal Stunting

(Tasikmadu, Kota Malang) Dagadu Anting yang merupakan singkatan dari Dapur Warga Tasikmadu Atasi Stunting, adalah upaya warga Kelurahan Tasikmadu ikut berpartisipasi dalam program nasional Percepatan Penurunan Stunting di Kota Malang, melalui  penyediaan makanan bergizi siap saji dengan sasaran balita warga Tasikmadu yang beresiko stunting. Menariknya, dagadu dalam bahasa gaul Jogja berarti matamu, sehingga Dagadu Anting juga membawa pesan agar kita jangan menutup mata kalau di sekitar kita ada anak stunting.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan.

Bermula dari identifikasi masalah yang dilakukan saat kunjungan rumah (home visit) balita beresiko stunting oleh Tim Puskesmas Pembantu, PKK, Kader Posyandu dan Lurah di Kelurahan Tasikmadu, dilanjutkan dengan diskusi-diskusi informal dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan serta perangkat warga Kelurahan  Tasikmadu membahas aksi nyata yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko stunting, maka muncullah gagasan untuk memberikan pendampingan pada balita beresiko stunting dan memastikan balita tersebut mendapatkan intervensi spesifik dari para pemangku kepentingan (Puskesmas, PKK, Kelurahan Siaga, Kader Posyandu, Tim Pendamping Keluarga).

Data Puskesmas Mojolangu saat ini menyebutkan di Kelurahan Tasikmadu terdapat 49 balita pendek dan sangat pendek, dan setelah diverifikasi lebih lanjut maka dipandang perlu untuk memberikan pendampingan intensif pada 13 balita beresiko stunting.

Dengan persiapan kurang dari 1 bulan, pendampingan intensif dimulai pada tanggal 9 Mei 2023, mengundang 13 orang tua hadir beserta anaknya di Aula Kelurahan Tasikmadu untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan, pemantauan tumbuh kembang, konseling tata laksanan gizi dan kesehatan serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kegiatan ini dijadwalkan dilaksanakan seminggu sekali, yaitu setiap hari Selasa pukul 13.00 selama 12 minggu (tiga bulan). PMT berupa 2 menu makanan beku tinggi protein dan telur 7 butir untuk dikonsumsi selama 1 minggu disiapkan secara mandiri oleh ibu-ibu dengan variasi menu yang berganti-ganti atas rekomendasi tim gizi Puskesmas. Biaya belanja bahan makanan berasal dari swadaya masyarakat yang penggalangannya dibantu oleh perangkat warga. “Seminggu sekali  ibu-ibu dari PKK, Kader Posyandu, dan Kader Tim Pendamping Keluarga berkumpul untuk masak bersama, bergiliran di salah satu rumah kader masing-masing RW, sehingga pada hari Selasa PMT sudah siap dibagikan. Yang membagikan juga ibu-ibu kader sendiri, juga digilir per RW setiap minggunya. Kami menyebut kegiatan ini “Dagadu Anting,” penjelasan Bu Asikah, kader Posyandu RW 2.

Pemberian Makanan Tambahan yang disiapkan oleh Dagadu Anting

“Setiap hari Selasa siang, Tim Puskesmas Mojolangu hadir di Kelurahan Tasikmadu mendampingi ibu-ibu Kader Posyandu membagikan PMT. Disana kami melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh pada balita beresiko stunting tersebut, berganti-ganti setiap minggunya. Jadi sudah tersusun daftar variasi menu serta jadwal layanan kesehatan yang akan diberikan selama 3 bulan pendampingan,” Magdalena, Bidan Wilayah Kelurahan Tasikmadu menambahkan.

Dukungan dari perangkat warga Kelurahan Tasikmadu sangat terasa dalam upaya percepatan penurunan stunting ini. Kehadiran Ketua RW, pengurus lembaga kemasyarakatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas dalam rapat-rapat koordinasi dan saat pelayanan kesehatan dan pemberian makanan tambahan secara tidak langsung memberikan dukungan moril pada orang tua yang anaknya beresiko stunting.

Kolaborasi atasi stunting